Nasionalis, Intelektual, Profesional

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah." - Pramoedya Ananta Toer-

Sederhana, Merangkul dan Mengayomi

Satu-satunya kegagalan didunia ini adalah ketika kita berhenti untuk belajar

Nasionalis, Intelektual, Profesional

Tinta seorang yang berpengetahuan lebih suci daripada darah seorang martir

Sederhana, Merangkul, Mengayomi

Pendidikan adalah bagaimanaa kita bertahan ketika kita lupa terhadap apa yang telah kita pelajari

Nasionalis, Intelektual, Profesional

Pengetahuan akan membawa kita kepada kesempatan untuk membuat perbedaan

Rabu, 06 April 2011

Allah, Sang Sutradara

(Foto: https://fachrie230389.files.wordpress.com)
Terkadang memang susah menerima suatu kenyataan yang memang itu sangat berat buat kita apalagi menyakitkan. Butuh suatu kebesaran hati yang benar-benar harus membuat kita legowo.

baru saja saya rasakan hal itu, susah, berat, emosi, tapi satu yang harus saya pegang. hidup ini masih panjang kawan. Ada sebab ada juga akibat, apalagi Sang Sutradara lah yang paling tahu tentang hidup ini.

Memang benar juga hidup ini seperti lagu yang dinyanyikan dan dipopulerkan oleh nike ardila "panggung Sandiwara" kalau hidup itu layaknya film, pentas pertunjukan dan benar-benar diatur tentang perannya masing-masing dari sosok orang yang kuat perkasa akan tetapi takluk oleh sosok wanita  cantik dan sexy, dari orang yang kelihatannya bijak tapi ternyata pembohong besar. Sampai ada peran yang benar-benar bisa menghibur kita disaat kita bersedih. Dan tidak lengkap pula dengan manambahkan bumbu penyedap "cinta" yang selalu hadir dikehidupan kita, sebab cinta itu unik  disatu sisi kita bisa mabuk karena cinta tapi kita bisa gila karena cinta bahkan bunuh diri karena cinta.

Tenang kawan, Selama kita masih punya keyakinan dan iman kepada Tuhan semua bisa kita atasi. karena Tuhan lah Sang Sutradara besar yang benar-benar memegang jalur dan menentukan cerita itu akan berakhir happy ending atau sebaliknya, sedangkan peran kita ini hanya tinggal pandai-pandai saja berimprovisasi dalam menjalani hidup, setidaknya kita hidup itu berguna bagi orang lain

Mumpung Jadi Mahasiswa

Ketika adik-adik kita bahkan diri kita sendiri melihat para  mahasiswa yang mengambil pendidikan di Universitas, menjadi suatu kebanggaan bagi siapapun.Secara mahasiswa adalah tingkatan tertinggi dipendidikan yang selama ini ditempuh 12 tahun (SD, SMP, SMA) bahkan hampir separuh hidup kita hidup kita sumbangkan untuk belajar. disamping itu proses pencarian dan pembentukan jati diri saat itu sangat menentukan arah kita mau kemana.
Mengapa mumpung menjadi mahasiswa?
sederhana saja ada yang bilang mahasiswa itu borjuis kecil, hidup kita disuplai dari orang tua, dan kita hanya dituntut belajar, kita nge-kos layaknya memiliki istana kecil. tidak memiliki tanggungan keluarga. keidealisan kita masih sangat terjaga semangat kita pun masih menggebu-gebu untuk memperjuangkan diri sendiri, kekritisan kita pun masih sangat bagus yang masih berpikir secara objektif dan tidak tertunggangi kepentingan lain dan materi lainnya.

Hal seperti ini yang menjadi suatu kelebihan kita sebagai kaum mahasiswa. Tapi  tak bisa terpungkiri faktor ini yang membuat  para mahasiswa banyak yang tumbang karena pemikiran-pemikiran yang pragmatis sebab banyak teman-teman kita terlena dengan keistimewaan dan fasilitas-fasilitas yang ada, kuliah sukses = nilai bagus, kadang terlupakan dengan ilmu yang harus kita hirup dan dijadikan sebagai pegangan hidup. Sehingga tak heran melihat saudara kita setelah selesai banyak yang istirahat namun kebablasan.

Kita sebagai mahasiswa tentunya harus tahu diri untuk membalaskan jasa-jasa kepada keluarga-keluarga kita yang telah membiayai kita. Akan tetapi kita justru terkadang lupa sendiri bahwa kita sebenarnya sangat berhutang besar kepada rakyat Indonesia ini, sebab masih banyak perguruan -perguruan tinggi di Indonesia yang masih memperoleh subsidi pendidikan dari 20% APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Sudah selayaknya kita sebagai mahasiswa memanfaatkan kemumpungan ini untuk mencari ilmu dan membayar hutang kepada rakyat dengan membantu saudara kita dan kritis dengan keadaan yang sering membuat kita lengah. Mungkin ada saudara kita yang berbicara: besok saja kita bayar saat kita bekerja dan sukses, ya kalau kita sukses? ya kalau kita kerja? Saat kita melanjutkan kefase bekerja pemikiran kita sudah terlalu banyak kepentingan yang mengerubuti, menikah, gaji yang kurang, anak istri, boro-boro mikirin rakyat, ngurusin diri sendiri aja ga becus. hehe itu hanya sedikit pertanyaan dan paradigma yang terjadi dibumi ini.

Dengan permasalah yang sangat kompleks ini setidaknya kita bisa memposisikan diri dengan mensinergikan beberapa aspek dan suatu prioritas yang harus kita utamakan namun semuanya terjamah dan terselesaikan dengan maksimal, bisa mungkin kita aktif di organisasi atau perkumpulan yang bermanfaat dan yang bisa meningkatkan bakat kita baik HM, musik, KSR, pramuka, menwa dll.  Berdiskusilah dengan banyak orang, media seperti ini sangat bermanfaat karena banyak pemikiran fresh yang terkadang tak kita dapat dari membaca buku saja, kritislah terhadap keadaan yang terjadi di masyarakat, siapa tahu kita bisa menyelesaikannya selain itu janganlah berbesar hati dengan siapapun karena diatas langit masih ada langit.

teman-teman mahasiswa silahkan memilih yang terbaik untuk anda. itu pilihan anda! tak ada salahnya kita bersama-sama berpikir untuk bangsa ini