Nasionalis, Intelektual, Profesional

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah." - Pramoedya Ananta Toer-

Sederhana, Merangkul dan Mengayomi

Satu-satunya kegagalan didunia ini adalah ketika kita berhenti untuk belajar

Nasionalis, Intelektual, Profesional

Tinta seorang yang berpengetahuan lebih suci daripada darah seorang martir

Sederhana, Merangkul, Mengayomi

Pendidikan adalah bagaimanaa kita bertahan ketika kita lupa terhadap apa yang telah kita pelajari

Nasionalis, Intelektual, Profesional

Pengetahuan akan membawa kita kepada kesempatan untuk membuat perbedaan

Sabtu, 28 Maret 2020

Pekerja Rentan Paparan Virus Corona di Purbalingga, Diberi Sabun & Multivitamin

sumber: Braling.com

BRALING.COM, PURBALINGGA –
 Penyebaran virus corona di Purbalingga semakin memprihatinkan. Hingga akhir pekan Maret 2020 ini sudah ada lima warga Purbalingga yang positif terpapar virus corona. Kondisi ini sertamerta membuat sejumlah elemen bergerak bersama-sama melawan corona.
Pemuda GKI Purbalingga, KNPI Purbalingga, Gusdurian Purbalingga serta Basos Kem misalnya, melakukan edukasi kepada masyarakat Purbalingga yang tetap harus bekerja disaat wabah COVID-19 telah masuk ke Purbalingga.
Sejumlah elemen tersebut melakukan pembagian sabun cuci tangan antiseptic dan multivitamin kepada masyarakat di kawasan perkotaan Purbalingga. Sasaran utamanya, driver ojek online, tukang parkir, tukang becak, penjual PKL hingga anggota Polantas Polres Purbalingga.
Ketua KNPI Purbalingga menyebutkan, Dhimas Agung mereka menjadi target edukasi dan pemberian bantuan karena mereka berpotensi tinggi terdampak Virus Covid 19. “Masyarakat menyambut baik dan sangat antusias dengan gerakan nyata kolaborasi anak muda Purbalingga ini,” kata Dhimas.
“Saya mengajak anak muda untuk bergerak nyata dan bersama sama melawan virus corona yang sudah masuk Purbalingga”,” kata Dhimas. Dhimas juga meminta masyarakat untuk tetap berada di rumah dan mengikuti arahan pemerintah.
Yoedha Koeswandono, Pemuda GKI Purbalingga berkata, dalam kondisi harus memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, mereka tidak punya pilihan selain bekerja. Walau begitu, mereka tetap harus memperhatikan protokoler pencegahan COVID 19.
“Kita berinisiatif untuk membagikan antiseptik dan multivitamin untuk masyarakat yang masih bekerja ditengah kondisi darurat saat ini. Kita juga terus mewanti-wanti agar menerapkan social distancing dan rajin mencuci tangan untuk mencegah penularan,” ujar Yoedha.

Purbalingga Butuh Peran Pemuda

sumber: http://rri.co.id/

KBRN, Purbalingga: Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menungkapkan Kabupaten Purbalingga butuh peran pemuda.
Pemuda bukan hanya menjadi objek pembangunan namun subjek pembangunan yang membawa kemajuan suatu daerah.
Hal itu diungkapkan Bupati Tiwi saat memberikan sambutan pada acara Pelantikan Ketua dan Pengurus KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kabupaten Purbalingga periode 2020 - 2023 di Pendopo Dipokusumo, Sabtu sore (10/2/2020).
"Ada beberapa permasalahan  yang harus kita selesaikan bersama,  salah satunya pembangunan sumber daya manusia dan ini membutuhkan peran pemuda yang ada di Kabupaten Purbalingga, " katanya.
Pemerintah juga akan mendukung penuh kegiatan kepemudaan. Bupati berpesan kepada pengurus KNPI yang baru untuk menjadi cerminan pemuda yang dapat memberikan contoh perilaku baik atau positive influencer kepada masyarakat.
"Kita juga dihadapkan pada masalah degradasi moral, banyak pemuda sekarang terjerumus pegaulan bebas,  penyalahgunaan narkoba,  dan paham radikal. Pemuda Purbalingga diharapkan lebih peka terhadap permasalahan tersebut dan berkontribusi memberikan usulan serta ide segarnya untuk menemukan solusi terbaik," pesannya.
Sementara itu, Ketua KNPI periode 2020-2023, Dhimas Agung Ramadhan mengatakan KNPI menggambil peran sebagai fasilitator. Seperti pemerintah yang hadir ditengah masyarakat, KNPI juga harus hadir di tengah pemuda.
Ia mengatakan karakter pemuda terus berubah dari era baby boomers sampai era milenial saat ini.
Tantangan bagi pemuda pun semakin beragam sejalan dengan arus kemajuan teknologi. Karena itu, KNPI Purbalingga harus cepat dalam beradaptasi, membangun sinergitas dan kolaborasi.
"Kami membawa beberapa filosofi dalam kepengurusan yaitu filosofi banteng, banteng akan terlihat lemah jika sendirian namun kuat jika bersama jadi kita bekerja sama,  beringin memiliki sifat membimbing dan mengayomi serta matahari yang selalu membawa semangat dan jiwa optimisme bagi para pemuda. Kami
Mohon bimbingannya", katanya.
Sekjen DPD KNPI Jawa Tengah, Mustafid mengatakan pada Rakernas lalu, ada yang menjadi poin utama yaitu KNPI jangan hanya berorientasi politik maupun menjadi kepala daerah karena kuotanya pun terbatas namun lebih ke bidang kewirausahaan.
"Kedepan program program kewirausahaan akan lebih ditekankan. Selamat dan sukses Ketua dan pengurus KNPI yang baru. Semoga dapat mengemban amanah dengan baik, " pungkasnya. (spj)
Sumber: http://rri.co.id/purwokerto/post/berita/783972/purbalingga/purbalingga_butuh_peran_pemuda.html

Mengubah Cara Pandang Kita Terhadap Pemuda "Kekinian"

Sumber: Minews.ID

Dunia bergerak dengan begitu cepatnya sampai-sampai kita sendiri pun terkadang harus kewalahan untuk mengikutinya salah satu factor pemicunya adalah perkembangan teknologi yang tumbuh dengan sangat cepat.
Dimana dahulu ketika kita hendak mendapatkan informasi haruslah kita bergerak untuk mendekati sumber informasi tersebut namun dizaman sekarang dengan internet dan gadget yang super canggih menjadikan kita tak perlu lagi bersusah payah karena dikamar tidur atau dirumah kita saja bisa mengakses informasi tersebut.
Kini dunia telah memasuki suatu realitas baru, yakni realitas yang tercipta akibat pemadatan, pemampatan, peringkasan, pengecilan, dan percepatan dunia. Seluruh realitas tersebut merupakan sebuah dunia yang dilipat, yang di dalamnya tampil berbagai sisi dunia dengan wajahnya yang baru.
Segalanya menjadi terasa kecil, ringkas dan serba praktis. Berpuluh-puluh jilid ensiklopedi yang memadati almari dan rak-rak buku kini, dapat dipadatkan dalam sebuah Tablet dan dengan mudah dibawa dan dibaca dimanapun.
Bercakap-cakap dengan orang yang bermil-mil jauhnya juga dapat dihantarkan melalui media internet sehingga nampak dilayar kita begitu nyata dengan tidak menghilangkan inti utama dari komunikasi itu sendiri.
Keterpesonaan akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berakhir pada peniscayaan terhadap ratio membuat manusia memandang dan menghadirkan dunia dengan segala persoalannya sebagai realitas yang sederhana.
Yasraf Amir Pilliang mengistilahkan dunia seperti itu sebagai dunia yang telah dilipat. Hal ini disebabkan oleh kenyataan betapa kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat aktivitas hidup manusia semakin efektif dan efisien.
Melihat kondisi sekarang dimana perubahan yang begitu cepat tentunya memunculkan polemik dan kekhawatiran bagi generasi tua sehingga membangun stigma negatif kepada generasi muda kita saat ini.
Dimana generasi muda saat ini sudah tidak peduli dengan sekitarnya, generasi muda kita mengalami degradasi moral dan suka berfoya-foya tak bedanya generasi bebal tak berguna karena terkontaminasi dengan teknologi yang tumbuh dengan membabibutanya.
Ditambah lagi dengan munculnya fenomena Awkarin gadis muda berjilbab yang bertransformasi menjadi selebgram terkenal berpenghasilan puluhan juta yang memiliki kehidupan yang sangat bebas kebarat-baratan yang tentunya ini berbenturan dengan budaya Indonesia kita yang cenderung menjunjung norma dan adat istiadat penuh dengan sopan santun dan mengkhawatirkannya mayoritas follower-nya adalah generasi muda kita.
Padahal ada tokoh seperti Kartini, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika yang jauh lebih layak dijadikan sebagai panutan. Apakah memang sudah demikian parahnya generasi muda kita?
Jika kita telisik lebih dekat generasi muda hari ini merupakan bagian dari generasi milineal.
Dimana istilah generasi milineal dipopulerkan oleh penulis bernama William Strauss dan Neil Howe pada tahun 1987, dalam bukunya yang berjudul Generations: The History of America's Future (1991) dan Millennials Rising: The Next Great Generation (2000).
Generasi millenial ini menggantikan generasi baby boomers atau generasi x yang telah mendahuluinya dimana pun. Pembagian generasi ini didasarkan pada kesamaan karakter dan kesamaan kondisi lingkungan yang ada disekitarnya.
Generasi millenial atau generasi Y, begitu banyak orang menyebutnya, kini tengah mewarnai Negeri ini dengan warna-warni aktivitasnya. Generasi millenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1980-2000.
Pemuda kita saat ini yang merupakan Generasi milineal memiliki kehidupan yang begitu dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya (connected & community).
Generasi muda kita saat ini merupakan generasi yang melek teknologi (Tech Savvy). Mereka bertumbuh di tengah-tengah perkembangan teknologi yang demikian pesat. Tidak sedikit dari mereka yang mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan yang lebih luas.
Dari sini dan melihat fakta-fakta yang ada di sekitar kita, generasi millenial punya cara berbeda dalam mengekspresikan rasa cinta serta kepedulian mereka terhadap negara kita tercinta.
Nama-nama seperti Gamal Albinsaid dari Malang dengan Bank Sampahnya yang mendunia dan memperoleh penghargaan dari Inggris yang dibacakan Pangeran Charles, seorang Dalu Kirom dari Gang Doli, Surabaya dengan Gerakan Melukis Harapannya, prestasi di bidang teknologi pun tak bisa diremehkan dimana kebermanfaatan teknologi menjadi nilai tambah dan tentunya kebanggaan bagi masyarakat.
Nama-nama seperti Nadiem Makarim yang begitu fenomenal memberdayakan ribuan mitra dengan Go-Jek nya, Achmad Zaki dengan Bukalapak-nya muncul sebagai "pahlawan" UMKM Indonesia, Rama Raditya dengan Qlue-nya menjadi platform pelayanan publik yang digunakan oleh pemprov DKI.
Alfatih Timur dengan Kitabisa-nya yang telah menghimpun miliaran dana crowdfunding. Berbicara nasionalisme pun generasi muda Indonesia tak bisa diremehkan dimana insiden bendera terbalik yang dilakukan panitia Sea Games dimana Negara Malaysia selaku Tuan Rumah pesta Olahraga terbesar di Asia Tenggara.
Sehingga memunculkan banyak kecaman dari generasi muda kita melalui sosial media diikuti dengan beberapa website milik Negara Malaysia diretas oleh Hacker Indonesia.
Jika melihat hal ini saya merasa ada yang salah dengan cara pandang kita melihat generasi muda kita saat ini. Tak selamanya mereka salah, tak selamanya mereka dicap sebagai generasi yang tidak peduli dengan lingkungannya apalagi negaranya.
Justru generasi muda kita saat ini memberikan harapan penting bagi masa depan Indonesia. Mereka bukan generasi yang mudah galau dan labil, melainkan generasi yang akan menyelesaikan persoalan-persoalan Indonesia yang rumit ini.
Mereka tidak mengharap popularitas pribadi karena lebih mengutamakan manfaat yang tersaji. Bagi saya ini merupakan sebuah keniscayaan bahwa setiap zaman akan melahirkan anak zamannya masing-masing.
Saat ini tugas penting bagi generasi pendahulu adalah bagaimana memberikan kepercayaan dan pandangan nilai kepada generasi muda kita saat ini sehingga akan memunculkan makna baru perjuangan dalam upaya mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman.
Jika kita masih tetap bersikeras tak mau berdamai dengan perubahan zaman hal ini tentunya akan menjadi malapetaka yang menyelimuti negeri ini karena bukan tidak mungkin suatu bangsa yang tidak mampu menjawab tantangan zaman maka akan dimakan oleh zaman itu sendiri.
Bersatu padu menatap masa depan dan berpikir positif adalah solusi terbaik bagi kita saat ini. Bahkan apa yang menjadi Kekhawatiran kita selama ini tentang Bonus Demografi yang dianggap sebagai dua mata pisau justru dapat dijawab oleh generasi muda kita.
Sehingga mimpi Indonesia untuk menjadi negara Besar yang sejajar dengan negara besar seperti Amerika, Jepang, Cina, Jerman sangat mungkin terwujud.